Monday 19 August 2013

Sungguh Malang, Gadis-Gadis Mungil Ini Dinikahkan Diusia Dini



Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata menikah? Bila yang Anda bayangkan adalah pasangan yang saling mencintai dan siap untuk bersama hingga ajal memisahkan, maka boleh saja bagi orang lain, definisi menikah tidak seindah yang kita khayalkan. Menikah tidak selalu karena dua orang yang saling cinta, tapi bisa karena perjodohan.
Sebenarnya, perjodohan boleh saja dilakukan bila tujuannya memang baik dan membawa kebaikan. Namun bila tidak, akan merugikan bagi banyak pihak, terlebih bagi yang dijodohkan. Gadis-gadis mungil berusia belasan tahun di Mesir ini, dijodohkan dan dinikahkan oleh lelaki yang jauh lebih tua dari mereka. Padahal bila seorang perempuan belum berusia cukup, tidak diperbolehkan untuk menikah dan dinikahkan.
Berita ini muncul dari kantor berita Inter Press Service, yang memberitakan bahwa di el-Hawamdia, sebuah kota pertanian sekitar 20 kilometer sebelah selatan Ibu Kota Kairo, seorang mak comblang bisa mengatur pernikahan antara seorang anak perempuan sebelas tahun dengan pria Arab di negara Teluk. Perjodohan ini diatur oleh keluarga anak perempuan dan pihak laki-laki.
Sedih, kerana sebenarnya di bawah usia 18 tahun seorang perempuan seharusnya tidak menikah. Menikah membutuhkan kesiapan mental dan kedewasaan usia, selain itu bila melakukan hubungan intim di usia dini bisa mengakibatkan berbagai penyakit kelamin datang dan menyiksa. Selain Inter Press Service, artikel di surat kabar the Washington Post juga menulis bahwa setiap tahun ada sekitar 14 juta gadis di seluruh dunia menjadi pengantin anak-anak. Itu artinya ada 38 ribu pengantin anak-anak setiap hari.
gadis-gadis kecil ini tidak bisa menolak perjodohan ini, karena mereka tidak memiliki keberanian dan kuasa untuk melawan apa yang sudah diputuskan oleh ayah ibunya. Pemerintah Mesir sudah memberlakukan larangan untuk menikahkan anak yang masih di bawah umur tapi tetap saja, masih banyak yang melanggar aturan ini.
Anak-anak yang seharusnya masih bermain dengan riang, dihantui horor hubungan seks yang bisa saja sungguh menyakitkan bagi mereka. Hak mereka untuk menikmati masa remaja dengan bahagia, terampas begitu saja. Yang membuat lebih miris adalah, pernikahan ini bukanlah pernikahan yang mengikat seumur hidup, tapi pernikahan yang 'hanya' beberapa hari atau beberapa jam saja. Setelah itu gadis-gadis tak berdosa ini diceraikan, setelah kehilangan kehormatannya. Pernikahan ini dianggap sebagai 'pembenaran' dari hubungan seks dengan anak-anak.
Hal ini hingga hari ini masih menjadi kontroversi. Kita sebagai wanita, boleh membantu agar anak-anak ini tidak menjadi korban pernikahan seperti ini. Suarakan dukunganmu dengan mendoakan agar tidak ada lagi anak yang dinikahkan di usia dini, dan berakhir dengan perceraian selang beberapa hari.

sumber:Borakkosong.com


Jahit Lidah Untuk Kurus

jahit

Pelbagai cara dilakukan wanita untuk menurunkan berat badan dan mengekalkan bentuk tubuh menarik, namun tindakan Marlene Beltran, 20, dan Lysander Lanusa, 27, boleh dianggap ekstrem.
Kedua-dua mereka menjalani pembedahan menjahit lidah bagi mengekang selera makan yang besar.
“Ia bukan pembedahan menjahit lidah biasa, sebalik sejenis peranti daripada plastik dipasang di atas lidah dan dijahit untuk mencegah makanan berat daripada ditelan.
“Walaupun berasa sakit dan tidak selesa, mereka melakukannya dengan gembira kerana hasil yang diperoleh juga tidak mengecewakan,” lapor akhbar Daily Mail.
Sebagai contoh, Lysander yang pada awalnya mempunyai berat kira-kira 90.7 kilogram berjaya mengurangkan berat badan sebanyak 10,4 kilogram dalam tempoh sebulan.
Marlene yang mempunyai berat badan 70 kilogram pula berjaya mengurangkan lapan kilogram dalam tempoh sama.
Kaedah menjahit lidah diperkenalkan pakar bedah plastik dari Beverly Hills, Nikolas Chugay pada 2009. Peranti yang dilekatkan pada lidah memerlukan enam jahitan.
Pembedahan hanya mengambil masa 10 minit untuk diselesaikan dan bayaran yang dikenakan ialah sebanyak AS$2,000 (RM6,550).
Hilang deria rasa
Jahitan terbabit menyebabkan cubaan untuk mengambil makanan keras menjadi begitu menyakitkan sehingga terpaksa mengehadkan pengambilan makanan cair hanya kepada 800 kalori setiap hari.
Pembedahan itu juga menyebabkan lidah kehilangan deria rasa dan mereka akan berasa sakit jika makan apa juga makanan kecuali cecair.
“Rasa sakit pada lidah menyebabkan saya tidak boleh makan,” kata Lysander.
Marlene pula berkata beliau mendapat perhatian daripada pakar sebelum membuat keputusan.
Pakar penurunan berat badan Dr Robert Huizenga berpendapat, kaedah yang digunakan Beltran dan Lysander adalah primitif tetapi beliau yakin ia boleh menjadi kaedah berkesan.
“Pendekatan digunakan sangat primitif. Ia seolah-olah anda mengupah seseorang memegang pistol yang diacu di kepala setiap kali anda makan,” katanya.
AGENSI